Pengikut

Rabu, 20 Januari 2021

Mengenal Beton secara umum

Beton

 


Dalam konstruksiBeton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.

Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakan. Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi, mengrekatkan komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-batu. Beton digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok blok. Nama lama untuk beton adalah batu cair.

Dalam perkembangannya banyak ditemukan beton baru hasil modifikasi, seperti beton ringanbeton semprot (eng: shotcrete), beton fiberbeton berkekuatan tinggibeton berkekuatan sangat tinggibeton mampat sendiri (eng: self compacted concrete) dll. Saat ini beton merupakan bahan bangunan yang paling banyak dipakai di dunia.

 



Sejarah Beton

Penggunaan beton dan bahan-bahan vulkanik seperti abu pozzolan sebagai pembentuknya telah dimulai sejak zaman Yunani dan Romawi bahkan mungkin sebelumnya. Dengan campuran kapur, pozzolan, dan batu apung, bangsa Romawi banyak membangun infrastruktur seperti akuaduk, bangunan, drainase dan lain-lain. Di Indonesia penggunaan yang serupa bisa dilihat pada beberapa bangunan kuno yang tersisa. Benteng Indrapatra di Aceh yang dibangun pada abad ke-7 oleh kerajaan Lamuri, bahan bangunannya berupa kapur, tanah liat, dan batu gunung. Orang Mesir telah menemukan sebelumnya bahwa dengan memakai aditif debu vulkanik mampu meningkatkan kuat tekan beton.

Penggunaan beton secara masif diawali pada permulaan abad 19 dan merupakan awal era beton bertulang. Pada tahun 1801, F.Coignet menerbitkan tulisannya mengenai prinsip-prinsip konstruksi dengan meninjau kelembapan bahan beton terhadap taruknya. Pada tahun 1850, J.L. Lambot untuk pertama kalinya membuat kapal kecil dari bahan semen untuk dipamerkan dalam Expo tahun 1855 di Paris. J.Moiner, seorang ahli taman dari Prancis mematenkan rangka metal sebagai tulangan beton untuk mengatasi taruknya yang digunakan untuk tanamannya. Pada tahun 1886, Koenen menerbitkan tulisan mengenai teori dan perancangan struktur beton. C.A.P Turner mengembangkan pelat slab tanpa balok tahun 1906.

 


Kelebihan dan Kekurangan Beton

Kelebihan beton adalah dapat mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi. Selain itu pula beton juga memiliki kekuatan mumpuni, tahan terhadap temperatur yang tinggi dan biaya pemeliharaan yang murah.

Sedang kekurangannya adalah bentuk yang telah dibuat sulit diubah tanpa kerusakan. Pada struktur beton, jika ingin dilakukan penghancuran maka akan mahal karena tidak dapat dipakai lagi. Beda dengan struktur baja yang tetap bernilai. Berat, dibandingkan dengan kekuatannya dan daya pantul yang besar.

Beton memiliki kuat tekan yang tinggi namun lemah dalam tariknya. Jika struktur itu langsung dan tidak diberi perkuatan yang cukup akan mudah gagal. Menurut perkiraan kasar, nilai kuat tariknya sekitar 9%-5% kuat tekannya. Maka dari itu perkuatan sangat diperlukan dalam struktur beton. Perkuatan yang umum adalah dengan menggunakan tulang baja yang jika dipadukan sering disebut dengan beton bertulang.

 



Sifat beton

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, beton memiliki kuat tekan yang tinggi namun kuat tarik yang lemah. Untuk kuat tekan, di Indonesia sering digunakan satuan kg/cm² dengan simbol K untuk benda uji kubus dan fc untuk benda uji silinder. Kuat hancur dari beton sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor:

·        Jenis dan kualitas semen

·        Jenis dan lekak lekul bidang permukaan agregat. Kenyataan menunjukkan bahwa penggunaan agregat akan menghasilkan beton dengan kuat tekan dan kuat tarik lebih besar daripada penggunaan kerikil halus dari sungai.

·        Perawatan. Kehilangan kekuatan sampai dengan sekitar 40% dapat terjadi bila pengeringan diadakan sebelum waktunya. Perawatan adalah hal yang sangat penting pada pekerjaan lapangan dan pada pembuatan benda uji.

·        Suhu. Pada umumnya kecepatan pengerasan beton bertambah dengan bertambahnya suhu. Pada titik beku kuat tekan akan tetap rendah untuk waktu yang lama.

·        Umur. Pada kekeadaan yang normal kekuatan beton bertambah dengan umurnya.

 


Standar mutu di Indonesia

Terdapat dua istilah mutu beton yang berlaku di Indonesia, yaitu mutu beton K (karakteristik) dan Fc. Standar mutu beton K dengan satuan kg/cm2 mengacu kepada Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 N.1.-2. Standar ini mengacu kepada standar Uni Eropa dan lebih umum dikenal oleh para kontraktor. Pada sisi lain, mutu beton Fc dengan satuan Mpa mengacu pada peraturan baru SNI 03-2847-2002. Standar ini digunakan dalam proyek yang terkait dengan Pemerintah Republik Indonesia. Jika terdapat hal yang belum terkait dengan SNI terkait beton, maka merujuk kepada Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI).

Benda uji yang digunakan pada mutu beton K berbentuk kubus ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm. Perhitungan kuat tekan beton menggunakan perhitungan (kg/m2). Mutu yang biasa di pakai adalah K100 (B0), K125, K175, K200, K250, K300 sampai K500. Benda uji yang digunakan pada mutu beton Fc berbentuk silinder dengan ukuran 15 cm x 30 cm. Perhitungan kuat tekan beton menggunakan satuan Mpa (Megapascal). Mutu yang biasa di pakai adalah > fc 10 mpa, fc 13 mpa, fc 20 mpa, fc 30 mpa sampai fc 60 mpa. Benda uji silinder dengan ukuran diameter 10 cm x tinggi 20 cm boleh digunakan dengan memakai faktor koreksi benda uji. Pada pengujian mutu beton K menggunakan kubus 15x15x15 yang memiliki perbandingan 1:0,83. Cara menghitung konversi dari beton mutu K ke mutu Fc adalah: 1 MPa = 1 N/mm2 = 10 kg/cm2. Contoh pada perhitungan mutu beton K-100 mendapatkan perhitungan (100/10 x 0,83) = 10 x 0,083 = 8,3 mpa; sehingga mutu beton K-100 jika dikonversikan ke Fc adalah 8,3 Mpa.

 

Mutu Beton
K

Mutu Beton
FC

K-100

fc 8,3 mpa

K-150

fc 12,35 mpa

K-175

fc 14,53 mpa

K-200

fc 16.60 mpa

K-225

fc 18.68 mpa

K-250

fc 20.75 mpa

K-275

fc 22.83 mpa

K-300

fc 24.90 mpa

K-400

fc 33.20 mpa

K-500

fc 41.50 mpa

 

Referensi :

1.    Brook, K.M. dan Murdock, L.J. 1979. Bahan dan Praktik Beton. Jakarta:Penerbit Erlangga.

2.    Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton. Jakarta:Penerbit Andi.

3.    https://id.wikipedia.org/wiki/Beton

 

Sabtu, 20 Juni 2020

Mengenal secara singkat tentang Beton

Memahami dan mengenal istilah Mutu Beton fc (Mpa) dan Mutu Beton K (kg/cm2)



Beton adalah merupakan bagian dari konstruksi bangunan yang dibuat dari campuran beberapa material sehingga mutunya akan tergantung kondisi material yang dipakai ataupun pada proses pembuatannya.

Untuk itu kualitas bahan dan proses pelaksanaannya harus dikendalikan dengan benar agar dicapai hasil yang optimal dan sesuai dengan mutu yang di harapkan.

Mutu Beton fc'

Beton dengan mufu fc' 25 menyatakan kekuatan tekan minimum adalah 25 MPa pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan silinder beton diameter 15 cm, tinggi 30 cm.

Mengacu pada standar SNI 03-2847-2002 yang merujuk pada ACI (American Concrete Institute).

MPa = Mega Pascal ; 1 MPa = 1 N/mm2 = 10 kg/cm2.


Mutu Beton Karakteristik

Beton dengan mutu K-250 menyatakan kekuatan tekan karakteristik minimum adalah 250 kg/cm2 pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan kubus beton ukuran 15x15x15 cm.

Mengacu pada PBI 71 yang merujuk pada standar eropa lama


Contoh :

K. 250, kekuatan tekan beton = 250 kg/cm2, dengan benda uji kubus 15 x 15 x 15

F’c = 21,7 MPa = kekuatan tekan beton = 21,7 Mpa, dengan benda uji silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm


Berikut konversi dari mutu beton fc ke beton K.

 

Nilai praktis untuk padanan mutu beton antara PBI dan SNI

Faktor konversi benda uji kubus ke silinder = 0,83

Konversi satuan Mpa ke kg/cm2 ; 1 MPa = 1 N/mm2 = 10 kg/cm2

atau 1 MPa = (100/9,81) kg/cm2 ; gravitasi = 9.81 m/s2

 ( jika ditetapkan secara khusus oleh Konsultan Desain )


Contoh :

 

1 MPa = 1 N/mm2 = 10 kg/cm2

fc. 5 Mpa setara dengan = (5x10) / 0,83 = 50 / 0,83 = 60,24 kg/cm2

K. 100 kg/cm2 setara dengan = (100/10) x 0.83 = 10 x 0,83 = 8,3 Mpa


tabel diatas merupakan contoh yang bisa dijadikan sebagai acuan dalam menentukan mutu beton dalam pelaksanaan terkait dengan pemahaman antara Kualitas Beton dengan fc ( Mpa ) dan K ( kg/cm2 ).

Untuk mengetahui kepastian komposisi campuran dan kualitas yang diinginkan bisa dilakukan uji laboratorium Mix Design ( penyelidikan material ) serta melakukan slump tes

 

Penentuan nilai Fc’ bisa juga didasarkan pada hasil pengujian pada nilai fck yang didapat dari hasil uji tekan benda uji kubus bersisi 150 mm.

Dalam hal ini fc’ didapat dari perhitungan konversi berikut ini :

Fc’=(0,76+0,2 log (fck/15) fck

Atau perbandingan kedua benda uji ini, untuk kebutuhan praktis bisa diambil berkisar 0,83 (sebagaimana penjelasan diatas).


Contoh :

K-250 (kg/cm2) ------>  MPa. Dengan mengalikan 0,0868 ==> fck = 250 x 0,0868= 21,7 MPa

( 1 kg/cm2 = 0,0868 MPa )


Tabel Mutu Beton berdasarkan Komponen material yang di Gunakan

No.

Mutu Beton

Semen (kg)

Pasir (kg)

Kerikil (kg)

Air (liter)

w/c ratio

1.

fc’7,4 MPa (K 100)

247

869

999

215

0,87

2.

fc’9,8 MPa (K 125)

276

828

1012

215

0,78

3.

fc’12,2 MPa (K 150)

299

799

1017

215

0,72

4.

fc’14,5 MPa (K 175)

326

760

1029

215

0,66

5.

fc’16,9 MPa (K 200)

352

731

1031

215

0,61

6.

fc’19,3 MPa (K 225)

371

698

1047

215

0,58

7.

fc’21,7 MPa (K 250)

384

692

1039

215

0,56

8.

fc’24,0 MPa (K 275)

406

684

1026

215

0,53

9.

fc’26,4 MPa (K 300)

413

681

1021

215

0,52

10.

fc’28,8 MPa (K 325)

439

670

1006

215

0,49

11.

fc’31,2 MPa (K 350)

448

667

1000

215

0,48


Contoh :

untuk Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 21,7 MPa (K 250), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,56

Berdasarkan Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan standar nasional indonesia SNI adalah sebagai berikut :

Analisa harga satuan SNI 7394:2008 No.6.8

Tenaga Kerja

Indeks

Satuan

Pekerja

1,6500

OH

Tukang batu

0,2750

OH

Kepala Tukang

0,0280

OH

Mandor

0,0830

OH

 

Bahan Bangunan

Indeks

Satuan

Portland cement

384,0000

kg

Pasir beton

692,0000

kg

Kerikil (maksimum 30mm)

1039,0000

kg

Air

215,0000

Liter


Bahan Pendukung lainya :

Plasticizer

Plasticizer adalah bahan tambahan/additif yang meningkatkan flexibiltas dan ketahanan dari suatu material. 

Joint sealant 

Joint sealant digunakan untuk menutup sambungan dan bukaan (celah) antara dua atau lebih substrat dan merupakan komponen penting untuk desain dan konstruksi bangunan.

Joint sealant dibuat dari bahan dasar aspal pen 60 dengan bahan tambahan, baik yang bersifat elastomer maupun yang bersifat plastomer, yang terdapat di Indonesia.

Plastik Polythene tb 125 mikron 

Plastik cor dapat dipergunakan untuk pelapis bawah untuk cor jalanan dan bangunan, pelindung benda2 dari debu pada saat membangun dan lain-lain

 Curing compound

Curing compound adalah material tambahan yang dapat membantu melindungi beton agar tidak kehilangan air akibat panas matahari atau angin.

Formwork / Bekisting

adalah suatu konstruksi pembantu yang bersifat sementara yang merupakan cetakan / mal ( beserta pelengkapnya pada bagian samping dan bawah dari suatu konstruksi beton yang dikehendaki. Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan (Stephens, 1985)

Demikianlah Penjelasan singkat Tentang beton semoga bermanfaat.